Sabtu, 07 September 2013

Pelatihan PINBUK, Kedahsyatan Surat Al - Fatihah

Tidak diragukan lagi tentang kehebatan dan kedahsyatan Al Fatih ah ini. Tentu saja sete lah kita meyakini dan mengimaninya dengan pengetahuan yang cukup. Annas bin Malik dan jumhur ulama mengatakan bahwa al Fatihah adalah Umul Qur'an atau Inti/Induknya Al Qur'an, alasannya banyak sekali. Diantaranya sabda Rasulullah shola llahu alaiyhi wa sallam yang bersabda, seperti diriwayatkan imam At Thirmidzy dari Abu Hurairah ra bahwa "Alhamdu lillahirabbil'alamiin adalah umul Qur'an, As Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), dan Al Quranul Ad ziim" dalam setiap ayat Al Fatihah (ayat 1 - 7), keseluruh annya berupa pengikraran hati, pengakuan, pujian, dan juga DO'A. Sehingga ayat ini disebut juga ayat Syifa/Penawar. Mengapa do'a dalam al_fatihah ini dahsyat?

Adalah hadits yang terkenal dihati hati seorang mukmin, sebuah sabda Rasulullah bahwasannya Allah menjawab langsung setiap Ayat yang dibacakan dalam Al Fatihah! ini tergambar jelas dalam sebuah hadits Qudsy, Allah berfirman: "Aku membagi shalat diantara diri-Ku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian, jika hamba-ku membaca Alhamdulillahirabbil Alaamiin maka Allah berfirman/menjawab "Aku telah dipuji oleh Hambaku".
Hadits Qudsy yang ditakhrij An Nasai, hadits qudsy ini diriwayatkan Imam Al Bukhari, beliau berkata "Bacalah Al Fatihah itu dihatimu karena aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda;

"Allah berfirman; "Aku telah membagi shalat menjadi dua bagian antara diri-Ku dengan hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. 'Jika ia mengucapkan 'Alhamdulillahirabbil'alaamiin', maka Allah berfirman 'Hamba-Ku telah memuji-Ku. Dan apabila ia mengucapkan "Arrahmanirrahiim" Allah berfirman; 'Hambaku telah menyanjung-Ku". Dan jika ia mengucapkan "Maliki yaumiddin', maka Allah berfirman: 'Hambaku telah memuliakan-Ku'. Jia ia mengucapkan; 'iyyakana'budu wa iyya kanasta'in", maka Allah berfirman; 'Inilah bagian antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta". Dan jika ia mengucapkan; 'ihdinassirotolmustaqiim.. sirathaladina an'amta alaiyhim ghoiril magdubi alaiyhim waladdhaliin', maka Allah berfirman; 'Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta" 

Jika kita teliti, maka dalam hadits sahih lain juga dipaparkan bahwa Allah menjawab setiap do'a dalam Al Fatihah itu per-ayat dengan cash! Dan nilai CASH ini langsung bisa diakses seorang muslim langsung melintasi langit ke 7 tanpa hijab dalam sepersekian detik bahkan langsung atau instant. Inilah Penyembuhan Instan Al Fatihah.

Namun, harus diingat bahwa ketika kita meminta kita harus bersungguh-sungguh dan kita mengerti atau tahu apa yang kita minta. Tentunya disertai adab mengemis yang benar. Minimal disertai rasa butuh dan keyakinan penuh bahwa yang diminta punya dan mampu memberi. Lihat saja anak kecil yang minta ke orang tua? Mereka kadang nangis demi kesungguhan mereka, dan mereka yakin ayahnya mampu memberi hanya saja sang ayah belum mau atau belum "ridha", masalahnya bagaimana agar Allah ini ridha?

Apa kaitannya dengan ruqiyyah?Jelas, hadits tentang ini lebih masyhur lagi. Lihat pernyataan ibnu katsir dalam tafsirnya bahwa Al Fatihah selain berperan sebagai syarat syahnya shalat juga sebagai ayat Syifa. Ini berdasarkan sebuah hadits yang di ungkapkan Abu Sa'id, yaitu ketika seorang sahabat menjampi seseorang yang terkena sengatan, maka Rasulullah bertanya:

"Dari mana engkau tahu bahwa Al Fatihah itu adalah Ruqiyyah?"

Ya, kita flashback sedikit kebelakang. Bahwasannya arti dari kata "Ruqiyyah" adalah "Jampi" atau "Mantra", kemudian Rasulullah mengesahkan sebagian dari praktik penyembuhan di jaman Rasulullah itu dengan sabdanya bahwasannya "Semua tehnik ruqiyyah yang bebas dari kesyirikan itu boleh bahkan dianjurkan"

dalam Tafsir Ibnu Katsir cetakan Pustaka Imam Syafi'i di sebutkan:

لاَ بَأْسَ بِالُّرقَى مَا لَمْ تَكُنْ شِرْكاً


“Tidak mengapa menggunakan RUQYAH selama tidak mengandung kesyirikan” Hadits Riwayat Abu Daud (4/10 no. 2200). Dan dishahihkan oleh Al Albani. (Lihat Shahih Sunan Abi Dawud, Shahih Al Jami’ no.1048, dan As Silsilah Ash Shahihah 3/55).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar