Sabtu, 07 September 2013

Surah al-Fâtihah,dalam Perspektif Pendidikan Akhlak Berbasis Tauhîd Oleh : Drs. Mohamad Nur Fuad, MA

Surah  al-Fâtihah dalam Perspektif Pendidikan Akhlak
Berbasis Tauhîd Oleh : Drs. Mohamad Nur Fuad, MA
Dosen Tetap STAIL
1. Pendahuluan
Bangsa Fir’aun pada awalnya adalah bangsa yang kokoh dan kuat. Kemudian menjadi bangsa yang hina dan dibinasakan karena keruntuhan dan kebejatan akhlaqnya. Begitu besar peranan akhlaq bagi tegak dan runtuhnya suatu bangsa. Bencana, musibah seperti gempa Sunami, Jebolnya tanggul Danau Situ Gintung dan gempa di Padang dalam pandangan al-Qur’an Qs. 17: 16  disebabkan kedurhakaan sebagian orang  yang hidup bermegah-megah. Kedurhakaan kepada Allah dan rasulnya adalah bentuk akhlak yang buruk. Akhlak yang buruk tersebut wajib diperbaiki dengan   pendidikan akhlaq yang berdasarkan al-Qur’an seperti dalam surah al-Fatihah.
Nabi Muhamad saw diutus  untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Karena tugas tersebut, nabi memiliki akhlaq yang agung.  Kemuliaan akhlaq Nabi Muhamad diakui oleh lawan maupun kawan. Jadi target pendidikan akhlaq adalah agar manusia memiliki akhlaq yang agung atau mulia.
Didin Hafidhuddin berpandangan bahwa al-Qur’an dalam posisi sebagai petunjuk bersifat universal, berlaku sepanjang zaman dan ruang. Tugas bagi umat Islam adalah bagaimana memahami dan menerjemahkan pesan-pesan dan  petunjuk-petunjuk itu menjadi sebuah pedoman praktis untuk menjawab realita sosial dan problematika kehidupan umat manusia.  Akhlak tercela dapat muncul   akibat dampak negatif globalisasi. Ini bagian yang akan  dijawab oleh al-Qur’an. Jawaban itu bisa kita gali dalam kandungan surah al-Fâtihah.
Surah  al-Fâtihah pantas dikaji dalam perspektif pendidikan akhlak. Ia memiliki posisi tersendiri dibanding dengan surah-surah lain dalam al-Qur’an. Posisi dimaksud adalah surah al-Fâtihah disebut al-Qur’ân al-adhîm (bacaan agung) karena ia mengandung semua ilmu-ilmu al-Qur’an dan dan pokok-pokok kandungannya. al-Fâtihah juga disebut al-Sab’u al-Matsânî, maksudnya tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dalam rakaat salat. Selain itu, al-Fâtihah disebut al-asâs, maksudnya pokok isi al-Qur’an ada dalam surah ini.
Berdasarkan sebutan nama al-Fâtihah itu maka dapat difahami bahwa sebagian kandungan pokok bahasan al-Qur’an adalah pendidikan akhlak. Maka surah al-Fâtihah  juga mengandung pendidikan akhlaq meskipun konsep dasar. Atas dasar itu penulis mencoba menelaah  surah al-Fâtihah dalam perspektif pendidikan akhlak.
Telaah surah al-Fâtihah dalam perspektif pendidikan akhlak ini penting artinya bagi kita semua yang hidup dalam tantangan era globalisasi dan informasi. Globalisasi  adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Hubungan dan pertukaran antar budaya di dunia berjalan sangat cepat. Perang kebudayaan dan peradaban tidak dapat dielakkan. Nilai-nilai akhlak agung dapat tergeser dengan dominasi peradaban yang bersumber dari faham materialisme dan hedonisme. Dalam kondisi seperti ini telaah pesan dan petunjuk kandungan  surah al-Fâtihah  dalam perspektif pendidikan sangat penting artinya untuk menjadi alternatif bagi konsep-konsep pendidikan yang telah ada.
2. Surah al-Fatihah dalam pandangan Mufassir
Surah al-Fatihah ditulis dalam mushaf Al-Qur’an pada surah dengan urutan pertama meskipun ia bukan surah yang pertama kali turun. Ia Surah Makkiyyah. Jumlah ayatnya 7. yang terdiri dari 38 kata.
Dalam pandangan para mufassir, kandungan surah al-Fatihah mencakup kandungan surah-surah dalam al-Qur’an. Artinya kandungan surah-surah dalam al-Qur’an pada dasarnya menjelaskan dan merinci kandungan ayat-ayat dalam surah al-Fatihah. Pada bagian ini dikemukakan beberapa pandangan mufassir tentang kandungan surah al-Fâtihah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar